Thursday, December 29, 2016

Potensi Papua

Provinsi ini sangat kaya dengan berbagai potensi sumberdaya alam. Sektor pertambangannya sudah mampu memberikan kontribusi lebih dari 50% perekonomian Papua, dengan tembaga, emas, minyak dan gas menempati posisi dapat memberikan kontribusi ekonomi itu. Di bidang pertambangan, provinsi ini memiliki potensi 2,5 miliar ton batuan biji emas dan tembaga, semuanya terdapat di wilayah konsesi Freeport. Di samping itu, masih terdapat beberapa potensi tambang lain seperti batu bara berjumlah 6,3 juta ton, batu gamping di atas areal seluas 190.000 ha, pasir kuarsa seluas 75 ha dengan potensi hasil 21,5 juta ton, lempung sebanyak 1,2 jura ton, marmer sebanyak 350 juta ton, granit sebanyak 125 juta ton dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom.
1. Potensi Mineral
Daerah Prospek Wabu
Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia cadangan emas tereka yang ada di daerah Wabu adalah sebesar + 116 juta ton bijih dengan kandungan Au rendah. Dari hasil pemboran diketahui bahwa pada BO401 sampai kedalaman 203 meter dijumpai adanya 4 lapisan batuan yang mengandung emas dengan ketebalan total 27 meter dengan kandungan emas berkisar dari 0,97 gram/ton sampai 5,13 gram/ton. Pada BO402 dijumpai lapisan tunggal setebal 45 meter dengan kandungan emas 2,59 gram/ton
Daerah Prospek Pagane
Dari contoh batuan paritan uji di daerah Pagane, perubahan serisit+pirit pada intrusi di daerah tersebut berkaitan dengan adanya nilai kandungan emas. Sebagian alterasi pilik dipotong oleh alterasi mineral lempung. Zona skarn berkembang di bagian tepi dari alterasi pilik. Mineralisasi tembaga terbentuk pada endoskarn yang bersumber dari larutan hidrotermal. Dari hasil pemboran pada lubang BO20 dijumpai adanya lapisan batuan yang mengandung emas dengan kadar 14,33 gram/ton. Analisa terhadap inti pemboran di lubang lubang lain terus dilaksanakan sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih detail dari daerah prospek ini.
Daerah Prospek Holomana
Keterdapatan Au-Cu-Pb-Zn  dengan nilai tinggi di dalam kelompok Batugamping New Guinea sebagaimana tercermin dari hasil pemboran pada lubang HL07-1 dan HL07-2 yang mengandung lapisan batuan dengan tebal total 18 meter dengan kandungan emas sebesar 29,39 gram/ton diinterpretasikan sebagai bagian tepi atau bagian atas dari sebuah sistem propiri. Sebagai tambahan, batulanau gampingan-batulempung dan batugamping dari kelompok batugamping new guinea yang tersingkap di daerah ini mungkin dapat diperkirakan sebagai sumber dari mineralisasi skarn, dimana terdapat kontak dengan porfiri diorit. Pengutupan Terimbas metode dwi kutup berpasangan mengindikasikan bahwa di daerah ini terdapat anomali logam.
Daerah Prospek Duabu
Dari hasil analisa conto paritan uji dan conto tanah terdapat nilai yang menarik di area tersebut. Anomali Pb+ Zn-Cu terdapat di selatan. Batuan di daerah +tersebut adalah Diorit – mikrodiorit. dengan ubahan silika menunjukkan nilai As+Sb+Ag yang cukup tinggi. Pemetaan di sekitar H# 51 menunjukkan adanya zona ubahan silika secara intensif yang berasosiasi dengan anomali geokimia logam dasar dan emas. Singkapan diorit berbutir kasar sampai sedang di daerah ini kemungkinan berhubungan dengan ubahan, meskipun intrusi itu sendiri hanya mengalami ubahan secara lemah.
Daerah Prospek Minjauh
Silika lempung dan atau silika-lempung-serisit-klorit dijumpai pada daerah ini yang terkontrol oleh patahan atau rekahan. Hal ini mengesankan bahwa patahan dan perekahan terjadi sebelum alterasi. Hasil soil sampling mengindikasikan nilai tinggi Ni dan Cu dengan lebar 400 meter berarah barat laut dengan sedikit zona Pb dan Zn, Mo dan Ag yang bernilai tinggi dijumpai secara lokal. Zona ini sejajar dengan patahan dalam berarah baratlaut. Patahan ini mungkin merupakan jalan bagi intrusi dalam yang telah disebutkan. Pola lain dari anomali adalah nilai tinggi Cu-Pb-Zn, yang ditemui pada bagian utara dengan panjang 600 meter dan lebar 200 meter. Pola ini sejajar dengan batas sedimen-volkanik dan atau patahan anjak.
Daerah Prospek Mandoga
Mineralisasi Cu-Au semakin berkembang di Mandoga dan dibatasi ke zona alterasi skarn dalam breksia dan daerah yang berkembang tiff yang menjari. Secara petrografi mineral sulfida yang dikenali terdiri atas chalcopirit, bornite, pyrite, pyrrhotite dan asrnopirit. Magnetit dan hematit sering berasosiasi. Au dipikirkan berasosiasi dengan fase Cu-Sulfida.
Skarn metasomatisme sekali-sekali ditemukan tetapi berkembang luas di breksia di Prospek Mandoga. Mineral skarn yang dikenali adalah granet, magnetit, hematit, clinopiroksen dan allanite. Alterasi skarn secara istimewa hadir di dalam breksia sebagai batuan induk berupa komponen matriks. Breksia adalah hasil ubahan jauh lebih kuat di dalam batuan vulkanik. Bagian tepi mineralisasi Pb/Zn/Ag berada di selatan dari Mandoga meungkin hadir kembali Gossan yang berkembang di tas struktur yang dikontrol oleh skarn mendatar yang menyerupai model “Big Gossan”.
Mineralogi penyusun komposisi Cu-Fe mengklasifikasikan skarn Mandoga sebagi model percampuran antara tembaga-emas skarn dari Ertzberg dan Big Gossan, dan tidak menunjukkan hubungan yang dekat dengan skarn emas seperti di Wabu.
Papua mineral
Peta Potensi Mineral daerah Papua (Sumber)
Provinsi Papua Provinsi paling timur di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Wednesday, December 28, 2016

kebawetan



 Kabawetan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Indonesia.
Perkebunan Teh kabawetan memiliki panorama yang sangat indah. Dengan hamparan kebun teh yang sangat luas. Wisatawan dapat bersantai melepas penat dari rutinitas sehari-hari.
Kebun teh kabawetan dapat ditempuh kurang lebih 7 jam dari pusat Kota Bengkulu. Di hamparan kebun teh seluas 10.000 ha, wisatawan juga dapat menikmati seduhan teh asli hasil memetik dari kebun.
Perkebunan Teh Kabawetan saat ini dikelola oleh dua perusahaan dengan merk ‘Taiwan Oolong Tea” dan “Teh Kabawetan”.
bakalan nyasal kalau belum pernah kekebawetan garuda bengkulu

Tanjung kemuning

potensi desa tanjung kemuning

Secara astronomis Kecamatan Tanjung Kemuning terletak pada 4° 32′ 27,2” – 4° 38′ 28,7” Lintang Selatan dan 103° 4′ 8,76” – 103° 15′ 42,4” Bujur Timur.  Letak astronomis ini memberikan gambaran bahwa Kecamatan  Tanjung Kemuning beriklim  tropis.    Terdapat  dua  musim  seperti  umumnya  kecamatan  lain  di Kabupaten  Kaur  yaitu  musim  penghujan  dan  musim  kemarau. Pada  tabel dideskripsikan bahwa musim penghujan lebih banyak terjadi pada akhir hingga awal tahun.  Sedangkan musim kering atau kemarau lebih banyak terjadi pada
pertengahan tahun.
Kecamatan  Tanjung  Kemuning  terletak  di  sebelah  barat Pegunungan  Bukit Barisan,   termasuk   dalam   wilayah administrasi  Kabupaten   Kaur,  Provinsi Bengkulu, Indonesia.   Berjarak sekitar 40 km dari ibukota Kabupaten Kaur dan 200 km dari Provinsi  Bengkulu.  Luas wilayah daratan  Kecamatan Tanjung Kemuning  mencapai 72,91  km2.   Batas-batas  wilayah  Kecamatan  Tanjung Kemuning adalah :
Sebelah paling utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Kelam Tengah, Lungkang Kule, dan Padang Guci Hilir, Sebelah paling selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah paling barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Sebelah paling timur berbatasan dengan Kecamatan Semidang Gumay.
Kecamatan Tanjung Kemuning berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia dengan  garis  pantai  sepanjang 13  km.   Luas  wilayah  yang  paling  besar  di kecamatan Tanjung   Kemuning adalah  Desa Tanjung Iman II dengan luas wilayah mencapai 8,13 km2, sedangkan luas wilayah paling kecil terdapat di Desa Tanjung Aur II dengan luas wilayah 2,08 km2.
Kecamatan  Tanjung  Kemuning  merupakan  Kecamatan  yang  terbentuk  bersamaan dengan dibentuknya Kabupaten Kaur pada tahun 2003 dengan dasar hukum Undangundang Nomor 3 tahun 2003 yaitu tentang pembentukan wilayah Kecamatan Tanjung Kemuning sebagai bagian wilayah administrasi Kabupaten Kaur.
Kecamatan Tanjung Kemuning sampai dengan tahun 2014 tercatat terbagi menjadi 20 desa.   Desa-Desa  di  Kecamatan  Tanjung  Kemuning  terbentuk  berdasarkan  Perda Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2000 terdiri dari 7 desa, dimekarkan pada tahun 2005 oleh pemerintah Kabupaten Kaur menjadi 11 desa dan pada tahun 2007 terjadi pemekaran menjadi 20 desa.  Ibukota Kecamatan Tanjung Kemuning terletak di Desa Tanjung Kemuning 1. Wilayah administrasi pemerintahan di Kecamatan Tanjung Kemuning terdiri dari 20 desa yang berstatus desa definitif.  Setiap desa dipimpin oleh kepala desa yang proses penunjukkannya dipilih secara langsung oleh masyarakat desa.  Perangkat desa terdiri dari  kepala  desa (kades),  sekretaris  desa (sekdes),  kepala  urusan (kaur),  Badan Perwakilan Desa (BPD).
Desa di Kecamatan Tanjung Kemuning memiliki Satuan Lingkungan Setempat (SLS) terkecil  berupa  desa/dusun.   Dengan  adanya  perangkat  atau  aparatur  desa  ini menunjukkan  bahwa  kelengkapan  organisasi  pemerintah  di  Kecamatan  Tanjung Kemuning sudah tertata dengan baik.
Jumlah  penduduk  Kecamatan  Tanjung  Kemuning  pada  tahun 2014 diperkirakan mencapai  11.008  jiwa.   Pada tahun 2013, jumlah penduduk  Kecamatan  Tanjung Kemuning   tercatat  10.915 jiwa.  Artinya,  pada tahun 2014  terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 0,84 persen.  Jumlah penduduk laki-laki mencapai 5.593 jiwa dan
perempuan  5.415  jiwa. Rasio jenis kelamin atau sex ratio  penduduk Kecamatan Tanjung Kemuning  pada tahun 2014 sebesar 103. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk  laki-laki  lebih besar dibandingkan  dengan penduduk perempuan  di Kecamatan Tanjung Kemuning pada tahun 2014. Dengan luas wilayah 72,91   km2  dan jumlah penduduk 11008 jiwa, maka kepadatan penduduk  di Kecamatan Tanjung  Kemuning  per  km2   adalah  151 jiwa. Sebaran penduduk menurut desa menunjukkan bahwa    jumlah    penduduk   Kecamatan Tanjung Kemuning tidak merata tersebar dalam 20 desa.